Selasa, 19 Juli 2016

Jingga Dikala Senja

Aku menyebutnya senja, karena hadirnya telah membawaku pada keindahan.
Rona jingga yang terpancar dalam senyumnya membuatku larut dalam sebuah cerita yang tak pernah habis kubaca.

Aku menyebutnya maha karya, karena ia adalah salah satu ciptaan Tuhan yang membuatku mengucap 'Subhanallah' saat mataku menatap matanya.

Ia adalah keindahan yang nyata, ia adalah anugerah dari sang pencipta.
Dan aku hanyalah seorang pemuja, seorang penikmat dari segala sesuatu yang berhubungan dengannya.

Ia begitu bermakna, ia adalah alasan saat aku tersenyum, ia adalah inspirasi untuk sesuatu yang aku sebut karya.

Mungkin ia lebih indah dari jingga yang hadir dikala senja, mungkin juga aku terlalu meninggikan dirinya.
Mungkin aku mengaguminya atau mungkin juga mencintainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar