Senin, 28 April 2014

Kepada Kamu

Dengan penuh kebencian
Aku benci jatuh cinta
Aku benci merasa senang bertemu
lagi dengan kamu,
tersenyum malu-malu, dan menebak-
nebak
selalu menebak-nebak
Aku benci deg-degan menunggu
kamu online .
Dan di saat kamu muncul,
aku akan tiduran tengkurap,
bantal di bawah dagu,
lalu berpikir,
tersenyum, dan berusaha mencari
kalimat-kalimat lucu agar kamu,
di seberang sana,
bisa tertawa.
Karena, kata orang,
cara mudah membuat orang suka
denganmu adalah dengan
membuatnya tertawa.
Mudah-mudahan itu benar.
Aku benci terkejut melihat SMS kamu
nongol di inbox-ku dan aku benci
kenapa aku harus memakan waktu
begitu lama untuk membalasnya,
menghapusnya,
memikirkan kata demi kata.
Aku benci ketika jatuh cinta,
semua detail yang aku ucapkan,
katakan,
kirimkan,
tuliskan ke kamu menjadi penting,
seolah-olah harus tanpa cacat,
atau aku bisa jadi kehilangan kamu.
Aku benci harus berada dalam posisi
seperti itu.
Tapi, aku tidak bisa menawar, ya?
Aku benci harus menerjemahkan
isyarat-isyarat kamu itu.
Apakah pertanyaan kamu itu sekadar
pancingan atau retorika atau
pertanyaan biasa yang aku salah
artikan dengan penuh percaya diri?
Apakah kepalamu yang kamu
senderkan di bahuku kemarin hanya
gesture biasa,
atau ada maksud lain,
atau aku yang-sekali lagi-salah
mengartikan dengan penuh percaya
diri?
Aku benci harus memikirkan kamu
sebelum tidur dan merasakan sesuatu
yang bergerak dari dalam dada,
menjalar ke sekujur tubuh,
dan aku merasa pasrah,
gelisah.
Aku benci untuk berpikir aku bisa
begini terus semalaman,
tanpa harus tidur.
Cukup begini saja.
Aku benci ketika kamu menempelkan
kepalamu ke sisi kepalaku,
saat kamu mencoba untuk melihat
sesuatu di handycam yang sedang
aku pegang.
Oh, aku benci kenapa ketika kepala
kita bersentuhan,
aku tidak bernapas,
aku merasa canggung,
aku ingin berlari jauh.
Aku benci aku harus sadar atas
semua kecanggungan itu…,
tapi tidak bisa melakukan apa-apa.
Aku benci ketika logika aku bersuara
dan mengingatkan,
Hey! Ini hanya ketertarikan fisik
semata, pada akhirnya kamu akan
tahu, kalian berdua tidak punya
anything in common,
harus dimentahkan oleh hati yang
berkata,
Janganhiraukan logikamu.
Aku benci harus mencari-cari
kesalahan kecil yang ada di dalam
diri kamu.
Kesalahan yang secara desperate aku
cari dengan paksa karena aku benci
untuk tahu bahwa kamu bisa saja
sempurna,
kamu bisa saja tanpa cela, dan aku,
bisa saja benar-benar jatuh hati
kepadamu.
Aku benci jatuh cinta, terutama
kepada kamu.
Demi Tuhan, aku benci jatuh cinta
kepada kamu.
Karena, di dalam perasaan
menggebu-gebu ini;
di balik semua rasa kangen, takut,
canggung, yang bergumul di dalam
dan meletup pelan-pelan
aku takut sendirian.

Oleh : Raditya Dika, @radityadika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar