Jumat, 18 April 2014

The Dream Team

Malam itu pada bulan Ramadhan setelah berbuka puasa untuk yang ketiga kalinya, (maap waktu itu gue lagi mengenang masa kecil dengan nyobain puasa bedug), gue melihat hp gue bergetar dengan sendirinya padahal gak ada yang nyentuh (jangan takut ini bukan cerita horor). Gue mendekati hp itu, setelah gue lihat ternyata ada sms dari temen gue Dick, dia adalah  Drummer gue di band (Arsenz), Smsnya bertuliskan "Henz ngerental yu..".
Sms itu sengaja gak gue bales karena gue lagi males, bukan karena males ngerental, karna ngeband adalah cita-cita gue sejak balita, tapi gue males untuk ketemu sama dia, bayangin gue kenal dan bersahabat sama dia sejak kelas satu SMP sampai detik ini ya sekitar 10 tahunan lah, dan sejak saat itu pula hidup gue jadi gak karuan dan penuh penderitaan, makanya gue jadi phobia kalo liat dia.

Saat gue menuju kamar tiba-tiba terdengar suara, "woy bales woy", gue kaget ternyata si pengirim sms itu sedang berdiri diluar rumah.
Dengan penuh keterpaksaan gue buka pintu, dia tersenyum so imut dan pasang wajah memelas.
"ngapain lo kesini ?", tanya gue jutek.
"aku mau ngobatin rasa kangen kamu kepadaku", jawab dia sambil cengengesan.
Tanpa disuruh dia langsung nyelonong masuk ke kamar gue, "Henz entar kita latihan lagu ini", kata dia.
Kemudian dia ngambil gitar trus "komat-kamit" gak jelas. (komat-kamit = nyanyi, tapi gue gak bilang nyanyi karena suaranya lebih mirip orang yang lagi berorasi, ya gak jauh beda sih sama suara gue yang gak pernah sinkron dengan suara gitar :(( ).
"gimana lo bisa kan ?", tanya dia.
"Gampanglah gue pasti bisa lo kan tau gue titisan Bondan prakoso", padahal sumpah gue gak ngerti dia nyanyi apaan.
"Bagus, okeh brow kita brangkat, si Badins (Gitaris) udah nunggu dirumah si Ogay (Vocalis)", kata dia.

Oh iya malam ini gue sama si Dick gak latian dengan band Arsenz, tapi dengan band project barunya si Dick dengan si Badins.
Nama bandnya "Before to After". Awalnya band ini hanya memiliki dua personil, yaitu :
-Badins sebagai gitaris & vocalis, dia emang cocok untuk jadi vocalis karena tampang dan suaranya emang keren, dia juga paling play boy diantara kita, dia sering banget gonta-ganti grup band sama gonta-ganti cewek, untung dia gak gonta-ganti kelamin.
-Dick dia berperan sebagai Drumer, karena tampangnya yang gak jauh beda sama stik drum (maap kalo ada stik yang tersinggung karena disamain sama dia), diantara kita dialah yang paling unik dan paling aneh.
Seiring berjalannya waktu mungkin mereka menyadari kalo personilnya cuma berdua, orang-orang tidak akan mengira kalo mereka anak band tapi lebih mirip pasangan homo, mereka pun memutuskan untuk mengajak gue bergabung, dengan bergabungnya gue sebagai bassist, personil "Before to After" pun resmi jadi tiga orang, dan mereka pun gak terlihat sebagai pasangan homo lagi.
Karena si Badins merasa kewalahan jika harus nyanyi sambil maen gitar, akhirnya kita memutuskan untuk mencari vocalis, dan orang yang beruntung tersebut adalah....
-Ogay, yah dia Vocalis yang kita pilih, dia adalah sahabat gue dan si Dick waktu masih SMA, waktu SMA kita bertiga emang sekelas dikelas IPA 3, kita juga pernah ngebentuk band kelas dengan nama "Sainz3", Sainz3 adalah band dadakan yang terbentuk saat SMA kita mengadakan lomba band antar kelas, Sainz3 sempat menjadi band terpopuler dikelas IPA 3 (doang).

Dan malam itu adalah latian pertama Before to After dengan personil empat orang, bisa dibilang ini malam pelantikan si Ogay.

Singkat cerita kita sudah ngumpul dirumah si Ogay untuk bripingan.
Beberapa lagu berhasil kita bawakan, dari lagu Seven yearsnya Saosin, sampai lagu Beautifulnya Cherybelle yang diaransemen ulang, (catatan : yang diaransemen cuma musiknya doang, koreograpinya tetap sama, eh engga kita gak pake koreograpi karena kita bukan boys band).
"berangkat sekarang ah", kata si Badins,
"okeh biar gak kemaleman",  jawab si Ogay yang udah keliatan gak sabar ingin teriak-teriak di studio. Gue sama si Dick cuma ngangguk doang, karena diantara kita berempat hanya gue dan si Dick yang terlihat so cold, saking coldnya kita sering dimanfaatkan untuk menyimpan minuman dan sayuran agar gak cepet layu, sempat sih terlintas dibenak kita untuk berubah menjadi kulkas :((.
Kita pun kemudian berangkat ke studio.

Setelah nyampe di studio ternyata studionya lagi sepi,
"wah tepat waktu studionya lagi kosong", kata si Ogay, dia berkata dengan nada C major, maklumlah vocalis kalo ngomong suka pake nada.
Tiba-tiba pemilik studionya keluar, pemiliknya adalah cewek yang lumayan manis sih, kita sering banget rebutin dia, tapi sayang dia udah nikah :((,
dan dia bilang, "Maaf A, studionya lagi tutup dulu, nanti setelah selesai taraweh baru buka lagi".
"yaah pantesan sepi", jawab si Ogay dengan nada A minor atau bisa dibilang dengan nada galau atau lebih tepatnya dengan nada kecewa.
Kemudian terjadi obrolan yang serius diantara kita dan pemilik studio,

Badins : kenapa mesti tutup sih Teh, kalo nunggu yang taraweh entar kemaleman, nanti kita dimarahin mamah kalo pulang larut malam, (dia berkata dengan wajah memelas).

Pemilik : ya malu atuh sama mereka, kan berisik mereka bisa gak khusu.

Dick : Gimana kalo yang trawehnya di evakuasi dulu ke tempat yang lebih khusu.

Badins : ide bagus, kita diskusikan sama imamnya siapa tau dia mau berkolaborasi dengan kita.

Pemilik : Udah sabar aja bentar juga selesai (dia terlihat kesal).

Gue : Kenapa sih harus kita yang nunggu mereka selesai traweh, kenapa gak mereka aja yang nunggu kita selesai latian, trus lanjut traweh ??

Ogay : Udah bray kita tunggu aja dari pada kita nanti dikutuk jadi bedug.
(suasana jadi hening)

Emang sih diantara kita cuma si Ogay doang yang otaknya agak sedikit normal tapi gak normal-normal amat sih.
Kita pun mengalah dan menunggu mereka selesai traweh.

Di tengah penantian kita, tiba-tiba ada yang nelpon ke si Dick, dia terlihat berbincang-bincang dengan hp-nya, kemudian dia ngasih kabar gembira ternyata yang nelpon itu adalah temen sekampusnya, dia nawarin Arsenz (Band gue sama si Dick) untuk menjadi Bintang tamu di acara buka bersama yang diadakan di SMA.
Karena waktu itu Vocalis dan Gitaris Arsenz sedang diluar kota karena bekerja, jadi bandnya di ganti sama Before to After.
Gila ini benar-benar jadi hadiah terbesar di bulan Ramadhan, bagaimana tidak band yang baru terbentuk bisa langsung menjadi bintang tamu. menjadi bintang tamu adalah salah satu impian dan cita-cita kita sejak kecil.

"Gimana sobp terima gak tawarannya ?", tanya si Dick.

"Bego lo, ya terimalah kesempatan gak datang dua kali". Jawab kita kompak.

"tapi acaranya besok, dan tawarannya juga buat Arsenz, apa kita bisa, waktunya mepet ?", tanya si Dick lagi.

"Pasti bisa, lagian 50% personil Before to After adalah personil Arsenz juga kan, malam ini kita latian semalaman", lagi-lagi jawaban kita kompak.

Kita pun berdiskusi dengan yang nawarin manggung tadi, dari masalah tema acara, lagu apa yang mau dibawakan, sampai pada hal yang paling penting yaitu "Honor", layaknya produsen sama konsumen disini kita saling tawar menawar harga, ya meskipun kita band yang dibilang amatir tapi kita band yang selalu tahan harga, (Ingat : tahan harga bukan jual mahal), meskipun harga kita masih murah tapi kita gak bisa ditawar !!
Entah dia kurang perhitungan atau sedang apes, akhirnya dia pun setuju dengan harga yang kita tawarkan. Kita pun sepakat dengan dia.

Gak lama kemudian taraweh selesai studio pun dibuka kembali, si teteh pemilik studio mempersilahkan kita untuk masuk.

Malam itu kita hanya latian dua lagu, lagu yang telah disepakatin untuk manggung besok.
Lagu yang dipilih yaitu lagunya Closehead - Ku kenang, dan Alone At Last - Kita bisa.
Setelah selesai latian di studio, kita berencana untuk kembali latian di rumah si Dick, pokoknya malam ini penuh dengan latian.

Di rumah si Dick kita baru nyadar dengan kata-kata yang diucapkan oleh si Dick kalo acara ini sangat mendadak dan kita gak punya banyak waktu, apalagi ini adalah latian pertama kita.
Dan ini pertama kalinya kita berempat bersatu dalam "Before to After".
tapi meskipun band baru kita berusaha untuk tetap optimis.
Malam ini kita full latian sampe pagi.

Menjelang saur temen si Dick kembali nelpon, dia memberitahu kalo kita harus bawa alat sendiri,
Ini kabar buruk buat kita, kita gak ada yang punya alat band, jangankan membeli atau menyewa alat, untuk ngerental aja kita harus nyembah dulu kaki ortu kita agar dikasih duit.
"Kalo gak punya alat acaranya di ganti jadi akustikan, gimana mau gak ?", tanya temen si Dick.
Ini kabar yang lebih buruk lagi buat kita, kita gak sanggup kalau harus bermain akustik, apa lagi si Ogay dia orang yang pertama kali menolak, katanya sih kalo akustikan kita harus bener-bener rapih, karena gak ada suara distorsi gitar jadi kalo ada suara yang fals sedikit pun pasti ketahuan.
Kita sempat kecewa karena kita akan gagal manggung.
Setelah berkecewa ria, beberapa lama kemudian temen si Dick nelpon lagi, dia bilang kalo alatnya sudah ada dan gak jadi akustikan.
Kita pun bersorak gembira.

Matahari telah terbit, ini saatnya kita berangkat ke SMA untuk jadi BINTANG TAMU.
Okeh lets go.. Kita berangkat untuk mewujudkan mimpi kita..

Sesampainya di SMA, suasana terlihat masih sepi, kita baru nyadar kalo buka bersama itu di laksanakan setelah magrib gak mungkin dilaksanakan setelah dzuhur kecuali kalo lagi puasa bedug, maklumlah waktu itu kita gak pada puasa karna lupa makan sahur saking asiknya latian. Intinya kita datang kecepetan.

Disana terlihat para panitia lagi sibuk bikin panggung.
Kita nyamperin temennya si Dick, dengan harapan mendapat DP dari panitia.
Tapi kenyataan berbanding terbalik dengan yang kita harapkan, dia malah menyuruh kita untuk bantuin bikin panggung, dan chek sound.

"anjir acara macam apa ini, masa bintang tamu disuruh bikin panggung sih", keluh gue pada pada si Badins.
"iyah, jangan-jangan kita cuman dimanfaatin buat bikin panggung sama chek sound doang", kata si Badins.
"Ini semua karena kita datangnya kecepetan", ujar si Ogay yang kesal.
Sementara si Dick dia lagi asik mukulin drum yang tidak berdosa (dia emang jahat).

Beberapa lama kemudian setelah kita susah payah panggung pun selesai, semua alat sudah siap kita pun beristirahat sejenak sebelum manggung.

Sekitar Pukul 14:00 wib, acara pun dimulai,
Satu persatu susunan acara telah di laksanakan.
Saat Mc menyebut nama, "Before to After", itu artinya kita telah dipersilahkan untuk beraksi di atas panggung, kita semua diliputi rasa grogi.
Kita berjalan menuju panggung dengan sangat hati-hati takut tersandung karna kaki kita yang gemetaran.
Sampai di atas panggung perasaan grogi gue mulai hilang digantikan dengan rasa cemas dan khawatir, gue jadi takut dan berfikir bagaimana kalo seandainya ditengah pentas si Dick tiba-tiba kesurupan atau si Ogay gak sengaja keselek mic, ditengah kehawatiran, gue mencoba tetap bersikap tenang.
Kita memulai aksi kita, kesalahan demi kesalahan sukses kita suguhkan kepada para penonton maklumlah kita hanya anak band amatiran yang memiliki impian besar dengan skill yang pas-pasan, beruntung gak ada penontong yang lempar botol atau sendal.
Mungkin orang yang nawarin kita manggung baru sadar kalo dia telah melakukan kesalahan besar dengan mempercayakan kita untuk jadi bintang tamu.

Setelah selesai membawakan lagu kedua, penonton pun bertepuk tangan.
Kita turun dari panggung dengan perasaan yang campur aduk antara percaya dan gak percaya karna kita telah berhasil membuktikan kalo kita mampu mewujudkan salah satu impian kita.

Ini pengalaman yang sangat berharga buat Gue dan ke tiga sahabat gue, Meskipun kita manggung dengan penuh kekurangan tapi ini wajib di sukuri karena setelah sekian lama kita bermimpi akhirnya kita bisa meraihnya walau dengan keterbatasan.

Sejak saat itu satu persatu impian kita terjuwud, dan gue sangat menikmati persahabatan ini.
Kita tidak bermimpi untuk menjadi terkenal, kita hanya berharap suatu saat orang-orang tau karya kita tanpa perlu tau siapa kita.

Pada akhirnya cepat atau lambat impian itu pasti terwujud sesuai dengan kemampuan kita.
jadi, selain bermimpi kita pun harus melatih diri kita agar menjadi orang yang layak untuk menyambut hari dimana mimpi kita akan terwujud.

Tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar