Pagi itu entah kenapa kasur dikamar gue terlihat lebih seksi dari Miyabi sehingga membuat gue enggan untuk meninggalkannya, gue ngerasa nyaman banget berada diatas dia (kasur).
Tapi kemesraan dipagi itu harus terhenti karena teriakan dari kaka gue,
"hendri ayo bangun, udah siang nanti telat". Suara itu membuyarkan semua mimpi indah gue.
Dengan langkah gontai gue meninggalkan sang kasur dan menuju kamar mandi.
Ketika lagi asik mandi tiba-tiba gue teringat akan seseorang yang selama ini jadi penyemangat gue untuk bangun pagi,
Dia adalah Lia, (namanya sengaja diganti, demi privasi dia), dia teman kerja gue, dia berasal dari jawa tengah, wajahnya lumayan cantik, berkulit putih, kalo dari kejauhan sih dia mirip sama Ririn dwi arianti (sumpah gue gak bohong, apalagi kalo dilihat dari belakang, mirip banget).
Sudah hampir enam bulan gue temenan sama dia semakin hari kita makin deket, gue bersukur banget bisa kenal sama dia, dia telah membuat hidup gue semakin berwana (jangan berfikir kalo dia siluman spidol, dia manusia biasa ko).
Karena teringat sama dia, durasi dikamar mandi pun dipercepat, gue segera bergegas untuk berangkat kerja, semua peralatan udah gue masukin kedalam tas.
Kaka gue telah menunggu diluar rumah, yah tiap hari gue berangkat kerja dengan kaka gue karna tempat kerja kita emang sama.
Dengan penuh semangat gue berangkat kerja, kemacetan, suara bising klakson, dan debu dari knalpot bus dan kontainer sudah menjadi sarapan pagi gue. Dan gue gak pernah ngeluh akan hal itu, karena setelah sampai gue akan ketemu sama cewek yang selama ini membuat gue lebih mencintai kerjaan ini.
Setelah berjibaku dengan kemacetan gue pun sampai di tempat kerja, kaka gue langsung turun dan berlari menuju ruangan staf karena kita udah terlambat, kaka gue adalah salah satu staf di tempat gue bekerja, sementara itu gue memarkirkan motor kemudian lari menuju kantin untuk ngopi, karena masuk jam 08:00 jadi bisa leluasa untuk ngopi dan ngeroko dulu sebelum mulai kerja.
Ketika melihat jam yang ada dikantin telah menunjukan pukul 07:55, itu artinya gue harus masuk, dan dengan sigap penjaga kantin langsung mencatat semua makanan dan minuman yang gue ambil dibuku harian dia. Iyah penjaga kantin itu emang ngefans banget sama gue, setiap gue jajan di kantinnya dia pasti menuliskan, tentang apa yang gue makan, tentang kopi apa yang gue minum, pokoknya detail banget deh, tiap habis gajian dia ngasih diary nya ke gue, dan sebagai ucapan terimakasih gue pun ngasih duit ke dia dengan nominal yang tertera di buku tersebut. Itu romantis banget kan..
Gue berjalan menuju meja tempat gue kerja, sepanjang jalan pandangan gue terus tertuju pada meja kerja si Lia yang masih kosong, ada yang aneh perasaan gue mulai gak enak.
Gue kemudian sampai dimeja gue, tapi gak bisa konsen pada kerjaan karena gue terus-terusan merhatiin meja kerja dia,
Hati ini bertanya-tanya kenapa mejanya masih kosong, kenapa dia gak masuk, kemana dia, apa yang terjadi sama dia ?
Pertanyaan itu terus-terusan menghantui jiwa dan raga gue :((
Akhirnya gue mencoba mengirim Sms kepadanya untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, tapi gak ada jawaban, gue bingung lalu ku tanya sama teman-teman semua tapi mereka bilang tidak tau, coba bertanya pada manusia tak ada jawabnya, aku bertanya pada langit tua langit tak mendengar, aaah gue galau kemana gue mesti bertanya, apakah gue harus bertanya pada rumput yang bergoyang ?.
Hingga jam pulang tiba gue tetap tidak dapat jawabannya.
Di rumah, gue terus-terusan memikirkan dia, gue khawatir sama dia, dan takut terjadi apa-apa sama dia, akhirnya gue memutuskan untuk makan malam karna perut gue sudah tak kuasa menahan lapar.
Selesai makan gue melanjutkan kegalauan gue.
Di tengah-tengah kegalauan tiba-tiba hp gue berdering pertanda ada yang nelpon, gue lihat ternyata nomornya diprivate, gue penasaran siapa yah yang nelpon, setelah gue angkat gue mendengar suara yang gak asing di telinga gue, yah itu telepon dari Lia, perasaan gue senang banget akhirnya dia menghubungi gue, tapi rasa senang itu gak berlangsung lama karena mendengar penjelasan dari dia tentang apa yang terjadi.
"ndri maaf ya aku baru nelpon kamu, aku sekarang sudah pulang ke jawa, aku sudah gak kerja lagi karna kontrak kerjaku sudah habis dan gak diperpanjang,
Aku sengaja gak ngasih tau kamu sebelumnya karna aku gak mau liat kamu sedih, makasih slama ini kamu udah mau temenan sama aku, mau jadi pendengar curhatku, aku pasti merindukan kamu ndri, aku gak akan lupa tentang apa yang pernah kita lalui, sekali lagi maaf". Itu kata-kata terakhir dia ditelepon.
Selama dia bicara gue gak bisa ngomong apa-apa, sampai dia menutup telpon gue hanya menjawab "iyah" doang.
Sumpah gue kaget banget setelah mendengar penjelasan dari dia, hati ini serasa ada yang ngebom.. Duaar hancur berkeping-keping.
Tanpa terasa air mata pun menetes, gue sangat ngerasa kehilangan.
Malam itu gue gak bisa tidur karena mikirin dia,
Seperti lazimnya orang yang habis berpisah kenangan pun muncul silih berganti dan yang pertama muncul adalah saat pertama kali gue kenal sama dia, gue masih ingat saat pertama kali gue kenalan dengan dia lewat telepon, gue dapat no hp nya dari teman gue, karena waktu itu gue gak punya nyali untuk kenalan secara langsung, gue masih ingat saat pertama gue maen ke kost'annya, gue masih ingat saat dia tertawa, saat dia bersedih, saat kita bercanda bersama.
Air mata pun kembali menetes saat sadar kalo slama ini gue sangat sayang sama dia, tapi ke egoisan gue mengalahkan semuanya, gue selalu bersikap acuh sama dia dan berpura-pura gak butuh.
Dia satu-satunya temen cewek gue di tempat kerja yang paling perhatian, dia orang yang slalu memberi semangat saat gue terpuruk, dia orang yang slalu mengucapkan "dasar bego ih", saat gue bertingkah aneh didepan dia, dan dia satu-satunya cewek yang selalu sabar menghadapi ke egoisan dan kemunafikan gue.
Saat ini gue benci sama diri sendiri karena slama ini gue selalu munafik untuk mengakui kalo gue suka sama dia, gue benci kenapa gue gak pernah bilang kalo gue sayang sama dia.
Mungkin slama ini dia menunggu gue untuk nembak dia, seandainya waktu bisa diputar kembali gue gak mungkin menyianyiakan dia.
Penyesalan memang selalu datang terlambat, dan karena kebodohan gue, gue harus kehilangan orang yang gue sayang sebelum sempat memiliki.
Sampai saat ini gue gak pernah tau lagi kabar tentang dia, dan sampai saat ini juga gue gak pernah bisa lupain dia.
Di saat gue gak sanggup lagi menahan rindu kepadanya, gue mencoba menuliskan lirik dan menciptakan lagu untuk dia "Lagu Rindu",
lagu itu adalah bukti kalo dia pernah ada di hidup gue, dia slalu ada di hati gue, dan dia slalu hidup dalam kenangan gue.
Gue slalu berharap suatu saat bisa menyanyikan "Lagu Rindu" itu didepan dia, dan meminta maaf karna slama ini gue gak pernah mengerti isyarat-isyarat yang dia berikan, gue slalu yakin takdir akan mempertemukan kita kembali, dan gue slalu menantikan hari yang indah hari dimana dia akan tersenyum manis saat gue menyanyikan Lagu Rindu yang gue ciptakan hanya untuk dirinya.
Tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar