Selasa, 26 Oktober 2021

Saya

Ada yang bilang, "Berbicara itu yang penting, bukan yang penting berbicara."

Saya setuju.
Tapi sialnya, apa yang menurut saya penting, tidak begitu penting bagi orang lain.
Sehingga saya lebih memilih DIAM.

Bagi sebagian orang, itu terdengar menyedihkan. Tapi tidak bagi saya. Saya bisa membuat kesenangan dengan cara saya sendiri, saya bisa menciptakan kebahagian tanpa harus melibatkan orang lain.
Bukan egois, tapi itulah cara saya menikmati hidup.

Mereka selalu berpendapat saya itu pemalu, sombong, atau apalah sebutannya. Tapi itu hanya pendapat mereka yang tidak mengerti.
Karena pada kenyataannya, saya hanya tidak bisa memulai sebuah interaksi, bahkan untuk sekadar menyapa saja saya sering merasa sungkan. Saya selalu merasa takut, takut jika perkataan atau keberadaan saya mengganggu mereka. Karena itu yang saya rasakan ketika ada orang yang (tidak terlalu dekat) mencoba berkomunikasi dengan saya. Saya selalu memikirkan apa yang akan saya katakan, saya tidak suka dengan spontanitas dalam sebuah obrolan, basa-basi saya selalu terasa basi.
Itu yang membuat saya lebih nyaman bertukar pesan daripada melakukan panggilan suara.
Entah berapa banyak panggilan suara yang saya abaikan. Sekali lagi "bukan karena saya sombong" saya hanya tidak nyaman berkomunikasi secara langsung. Itu hanya akan membuat saya terlihat bodoh.

Saya lebih memilih berkata-kata lewat tulisan daripada berbicara secara lisan.
Setidaknya itu bisa memberi waktu untuk memikirkan apa yang harus atau ingin saya katakan.
Mungkin itu terlihat aneh, tapi itulah saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar